Ada Pengalaman Yang Ku Bawa Pulang

Ada Pengalaman Yang Ku Bawa Pulang

Ada Pengalaman Yang Ku Bawa Pulang

Cuthawe - Hari ini gak boleh aku lewatin begitu aja. Gak tau kenapa, hari ini menjadi sejarah yang gak ingin aku lupain (Selasa, 12 Sept'17). Untuk itu, aku mutusin untuk menulis. Sebelum aku paparkan semua keluh kesah hari ini tentu ada sebagian yang akan menganggap "ah ga penting banget ini artikel". hm.. gapapa, itu bukan menjadi masalah besar buatku. Aku nulis itu yaa karena aku ingin menulis, selagi engga macam-macam menurutku itu bukan ancaman apa-apa untuk menghentikan tulisan aku. Oke, cukup basa basi nya!!

Kendaraan jaman sekarang udah jadi penting banget, dari semua kalangan sih. Terlebih buat kita yang udah 17+. Bukan sok atau segala macam, kalau aku milih nya jalan kaki pasti bakalan dikepung asap dan itu gak baik buat kesehatan aku pribadi. Secara, negara kita emang udah gak bisa dibatasi lagi megenai kendaraan bermotor. Gak usah bicara Jakarta yang macet nya Subhanallah, aku tinggal di Aceh mengerti betul gimana banyak kendaraan yang bikin sumpek, sesak dude!! Meskipun disini belum terlalu ramai daripada Jakarta. Apabila di-compare tetap aja macet, khususnya Banda Aceh

Nah, sejak 2014 lalu aku dibiarkan untuk mengurus sepeda motor sendiri, usia 18 tahun. Karena terbilang kakak dan abang aku cukup sibuk dengan kegiatan nya masing-masing. Memang engga langsung dibiarkan bebas terlalu jauh sih, itu hanya kendaraan aku pulang pergi kuliah dan mengaji saja. Sesekali ku pake juga untuk hang-out bersama teman. 

Setelah sekian tahun aku pake itu motor dan akhirnya aku ketemu waktu dimana aku harus perpanjang pajak STNK dan juga ganti nomer plat sendiri, tahun lalu juga urusin sendiri. Cuma untuk tahun ini sedikit berbeda, bukan hanya perpanjang pajak namun juga harus ganti plat nomor. Tentu karena udah mencapai masa 5 tahun. Sebagai WNI yang baik, yaa harus mengikuti aturan hm. *lebih takut karena kena denda sih, main duit soalnya wkwk. 

(10.15 AM)
Sampailah aku di kantor SAMSAT, sigap berjalan dengan berani, tatapan tajam, tidak penuh dengan kesombongan yaa, aku peramah dan paling teramah ha ha ha.

-- Pak, saya mau daftar ganti STNK dan ganti nomor plat.
-- Oh iya, ini silahkan adek ambil dulu nomor antrean nya.
-- Ku oke-kan dengan anggukan ramah.
-- Sebelum nya KTP, STNK, BPKB sudah di copy?
-- Ehe *jadi bego gw. Untuk BPKB nya kelupaan pak waduhh
-- Yaudah sekarang ambil dan copy kan selembar ya.
-- Yahh, harus balik kerumah deh *gumam batinku tidak lupa ku anggukan tanda iya.

Jelas aku lemas, harus balik kerumah dengan jarak 7 kilo arghhhh -_-
Mau gak mau yaa harus balik. Disini jelas sih, aku emosi kenapa orang dirumah yang lebih tahu gak memberitahukan aku, cuma ku pikir lagi ngapain juga sesalin yang udah terjadi, buang energi. Langsung dah aku tancap gas.

Selesai beresin fotocopy BPKB aku pun kembali untuk mendaftar. Lagi, lagi aku di arahkan ke tempat lain. *sabaarr.

-- Ini harus gesek mesin dulu dek
-- Oh iya, kemana pak? *aku sedikit bingung, berharap tidak terlalu jauh
-- Ke kantin sebelah saja, disana ada orang yang tangani.
-- aku pun mengiyakan dan tidak lupa mengucapkan terima kasih

Karena bingung dimana letak kantin nya, aku bertanya kembali kepada salah seorang petugas. 

-- Pak, numpang nanya. Kantin dimana yaa? Soalnya mau gesek mesin.
-- Oh, ke sebelah itu aja dek. *bapak itu menunjukkan
-- aku pun mengiyakan dan tidak lupa mengucapkan terima kasih

Aku pun melangkah, belum terlalu jauh. Bapak tadi memanggil ku kembali.

-- Dek!!
-- *aku menoleh
-- Jangan ke kantin lagi, disini sudah ada orangnya
-- aku pun tersenyum, Alhamdulillah *gumamku dalam hati. 

Usai gesek mesin sebesar 25 ribu rupiah, aku diarahkan kembali ke loket pendaftaran. Ketiga kali nya aku mengajukan surat-surat ini ke loket tersebut. Seketika ku lihat semakin ramai yang mengantre, aku pun merasa pasrah saja. Batin ku sebenarnya ingin marah. Entah terlihat dari wajahku entah tidak, aku mengabaikan.
Tiba-tiba...

-- Dek, kesini aja, biar saya bantu *ucap ibu itu
-- Alhamdulillah aku tersenyum kembali *akhirnya, mungkin ibu itu merasa kasihan melihat aku yang daritadi pagi mondar mandir gak jelas. ucapku dlm hati, ah sudahlah. Lalu aku pun menyerahkan surat itu.
-- adk tunggu saja dulu *sambil mengarahkan aku ke kursi
-- aku pun mengiyakan

Disana aku melihat seorang ibu-ibu separuh baya sendiri. Karena kursi di sampingnya tidak ada orang yang tempati, maka aku memilih duduk disana. Tidak lama kemudian, ibu tersebut mengajak ku bicara.

-- Urus apa, dik?
-- Ganti STNK dan plat motor bu, ibu sendiri gimana? *aku bertanya kembali
-- saya urus STNK, 2 bulan lalu anak saya kehilangan tas nya. Didalam tas ada barang penting, laptop, SIM, STNK, KTP, dan lainnya yang di anggap penting *aku hanya mengingat 4 barang tersebut.
-- Ya Allah.. *aku merasa kasihan seakan tidak tahu lagi harus menjawab apa. dalam hati aku berharap ibu dan anak nya itu tetap sabar, inginku sampaikan kata sabar namun lagi lagi aku tidak sanggup karena takut ibu itu malah sedih nantinya.
-- *lalu ibu itu melanjutkan seolah ingin bercerita banyak tentang kejadiannya. Saya sudah tiga kali bolak-balik kemari, namun belum ada juga kepastian kapan surat itu akan selesai.
-- ibu tidak mencoba untuk menelfon sebelumnya? *aku memotong dan bertanya pelan
-- sudah, malah saya di telfon oleh mereka. Entah kenapa belum selesai juga.
-- ibu sudah coba tanya langsung ke petugas tersebut?
-- sudah, katanya tunggu sebentar. Saya hampir 3 jam disini *ujar ibu itu.
-- 3 jam ibu nunggu?? *aku terkejut
-- iyaa, hampir. ini saya pusing harus gimana. soalnya tetangga sebelah juga lagi ada acara resepsi. *ibu itu memegang kepala nya dan jelas sekali ada kebingungan disana.
-- aku mencoba untuk menenangkan, namun ibu itu langsung minta permisi duluan. Katanya mau ketemu lagi dengan petugas itu. Lalu tanpa ku perpanjang lagi, aku pun mengiyakan sembari mengatakan hati-hati.

Ibu itu pun berlalu, namanya saja belum sempat ku tanya. Ah sudahlah, semoga masalahnya cepat selesai~.
Tidak lama kemudian, no.antrean ku pun di panggil. Aku langsung berdiri dan berjalan ke arah loket.

-- Ini *petugas itu menyodorkan surat. 155 ribu yaa. 
-- Aku pun memberikan uangnya
-- Kamu ke loket sebelah kasih surat ini
-- Aku pun mengiyakan

Aku menghampiri loket sebelah (lupa namanya loket apa). dan langsung memberikan surat tadi, setelah menunggu sebentar aku diarahkan kembali ke loket sebelahnya lagi. Entah apa yang di proses disana, aku tidak tahu. Aku hanya menunggu. 5 menit kemudian. Surat nya pun kelar dan aku diarahkan ke loket kasir untuk membayar dan tadaaaa aku harus membayar 353.900ribu. Waduhh.. *aku mengeluh dalam hati, bagaimana ini uang tidak cukup. Karena yang aku bawa hanya sebesar 450ribu, ku kira awal nya cukup, ternyata tidak. Karena sebelumnya ada pemotongan-pemotongan lagi. Aku kekurangan uang kira-kira 85ribu lagi. Lalu aku bertanya ke petugas kasir.

-- Bu, maaf sebelumnya ada mesin EDC?
-- Maaf, dek. Tidak ada.
-- Tidak jauh dari sini ada ATM Center. Bisa langsung kesana aja *seorang petugas lain ikut menjawab
-- Oh iya baik kalo gitu, trima kasih sebelumnya. *tidak lupa aku tersenyum, padahal dalam hati. malu sekali. Karena tidak cukup uang -_-

Langsung ke arah parkiran lalu aku men-stater motor. Di perjalanan mencari pos ATM aku kesal dan emosi sendiri. Ditambah jam sudah pukul 12 lebih, semakin membuat ku jengkel. Akhirnya aku menemukan ATM Center. Aku langsung memarkirkan sepeda motor dengan cepat, seperti mengejar waktu. Ku buka dompet lalu ku ambil ATM, saat ku masukkan kartu ATM ke mesin, akses tertolak. Ternyata mesin sedang rusaaaaakkkkkkk. Aku pun semakin mengerang, aku kesal, jelas. Namun, tidak. tidak boleh, aku harus kuat, karena prosesnya sedikit lagi dan akan selesai. Aku mencoba menyemangati diri sendiri, sesekali ku tersenyum meskipun itu terpaksa, cara ini kulakukan agar tidak terlalu marah dengan diri sendiri dan keadaan.

Aku pun melanjutkan perjalanan ke arah kota, karena hanya disana yang ku tau tersedia mesin ATM. Jaraknya kira-kira ada 8 kilo, berat memang. Tapi harus gimana jika bukan melanjutkan. Sempat di perjalanan aku meneteskan air mata, aku capek, lelah, mengingat dirumah juga kadang semakin membuatku kesal sendiri. argghhhh aku melajukan sepeda motor dengan tidak terkendali.

Lalu.. aku kembali ber-istighfar.. "Ya Allah.. Maafkan aku. Hari ini aku memberatkan diri ku sendiri, aku tidak ikhlas melakukan ini semua. Sesungguhnya aku ini hamba yang lemah. Maka kuatkanlah aku". Kembali aku mencoba untuk mengontrol diri sebisa mungkin. Tidak lama kemudian, terlihat ATM Center di seberang sana. Dengan senang hati aku langsung memutar arah. Tidak lupa ku ucapkan rasa syukur ku kepada Allah, karena-Nya aku menemukan dengan cepat.

Usai menarik uang, aku langsung balik ke tujuan yaitu ke kantor SAMSAT untuk lunasin pembayaran. Akhirnya aku bisa bernafas setelah sesak beberapa jam sebelumnya, aku jelas senang. Eh eh ternyata petugas kasir belum menyuruh ku pulang, aku lagi lagi di arahkan ke loket sebelah. Daaaan, akhirnya bahagia ku tertunda lagi karena harus menunggu proses antah berantah itu -_- *sabarku kali ini benar-benar teruji, aku pun kembali duduk.

(13.10 PM)
Sudah siang dude.. iyaap. Aku masih duduk manis menunggu panggilan dengan harapan proses nya tuntaasss, kelaaaarrr. sungguh ingin rebahan. Kasurrrr kemarilah *kewarasan ku seolah berkurang.

"Kakak.." *petugas memanggil
Saya?? *aku menunjuk diriku. "Iyaa, jawabnya".
Aku pun langsung menghampiri. "ini suratnya sudah selesai, dan untuk surat yang satunya tolong berikan ke bapak polisi yang di ujung sana *sambil menunjuk".
"Oh iya trimakasih yaa kak", ucapku.

Berjalanlah aku menuju loket pendaftaran awal tadi.

"Pak, ini suratnya", aku menyerahkan.
"Nanti 2 minggu lagi kamu balik lagi ambil plat baru yaa", ucap bapak polisi.
"Hah!! *gumam ku dalam hati. Oh iya, baik pak". Aku pun memaksa untuk melebarkan senyuman di bibir seolah baik-baik saja.
"Oia pak, untuk hari ini sudah selesai kan??" Aku bertanya kembali untuk memastikan
"iyaa dek", ujar bapak itu.

HA HA HA, aku tertawa dalam hati. Seribet ini loh brader/sistah. Akhirnya aku bisa menghela nafas panjaang. Karena merasa kelelahan dan pastinya kehausan. Aku sebagai manusia biasa mutusin untuk singgah ke pinggiran membeli jus untuk memuaskan dahaga semata, lalu berangkat pulang. END--

Ada Pengalaman Yang Ku Bawa Pulang

"Tidak selamanya jatuh, gagal, lelah, dan letih itu membuat kesal. Nyata yang ku alami, aku menjadi lebih berani tanpa ku sadari. Menjadi lebih tahu bagaimana harus menikmati waktu. Menurutku, kejadian tersebut menyulap sulit menjadi anugerah & keberkahan. Semua itu karena ikhlas. Ikhlas melakukan sesuatu menjadi kunci utuhnya kebahagiaan."

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ada Pengalaman Yang Ku Bawa Pulang"

Post a Comment